Sejarah Perkembangan Judi di Indonesia

sejarah judi indonesia
Foto Sejarah Poker

Poker Pkv 88 - Sebelum disukai banyak orang seperti waktu ini, praktek perjudian punyai histori yang panjang. Dalam menelusuri histori perjudian, tidak didapati dengan cara tentunya semenjak kapan manusia udah lakukan perjudian. Karena bermain judi udah diketahui semenjak beribu ribu tahun yang waktu lalu. Walau dahulu dimainkan dengan gunakan alat alat yang lebih simpel tapi tetap menyisipkan unsur taruhan didalamnya. 

Praktek judi berkembang pada waktu dan langkah yang berlainan pada tiap-tiap lokasi, gak kecuali di Nusantara. Oleh sebab itu, sekarang ini kita akan mengkaji berkaitan histori perjudian di Indonesia dimulai dengan perkembangaannya hingga sekarang ini. 

Sejarah Pertama Masuknya Judi di Indonesia 


Kalau pada tulisan awal mulanya udah di ceritakan histori domino, sekarang kita baca histori perjudin di Indonesia. Didapati jika perjudian udah diaplikasikan bahkan juga sebelum masa prasejarah. Mungkin kamu sempat dengar narasi Mahabharata yang menceritakan terkait Pandawa yang kalah berjudi. Lantaran kekalahannya dalam berjudi dengan Kurawa, ia mesti ikhlas kehilangan kerajaannya. Bukan cuma itu, ia juga diasingkan ke dalam rimba sepanjang 13 tahun lamanya. Terus bagaimana praktek perjudian pada zama dahulu? 

Awal Mengembangnya Perjudian Di Indonesia 


Didapati dahulu, yang mainkan perjudian ialah beberapa dukun. Semasa itu dukun dukun banyak dipercaya mau bikin ramalan terkait peristiwa atau musibah musibah yang akan tiba. Dalam lakukan ramalannya, seseorang dukun akan gunakan alat alat seperti tongkat, batu bahkan juga tulang hewan. Selanjutnya alat alat itu akan dilemparkan ke hawa, ada pula yang melemparkannya ke dalam satu mangkuk. 

Peristiwa yang akan tiba bisa diramal. berdasarkan letak jatuhnya alat alat yang dipakai barusan. Ini dia yang berubah menjadi salah satunya cikal akan perjudian, di mana kita menebak urutan jatuh atau mendaratnya satu benda. Hal seperti ini bisa disebutkan cukuplah serupa dengan permainan roulette, perbedaannya bola roulette tidak dilepas, namun di putar hingga berhenti. 

Sabung Ayam Di Indonesia 


Diluar itu salah satunya permainan yang benar-benar mempunyai pengaruh pada histori judi di Indonesia ialah sabung ayam. Permainan ini tentunya tidak asing lagi di tanah Jawa, sabung ayam bahkan juga berubah menjadi benang merah dalam narasi rakyat Cindelaras. Singkat kata raja dari kerajaan Jenggala, Raden Putra melawan Cindelaras untuk bertaruh dalam permainan sabung ayam. Kalau ayam Cindelaras menang jadi semua kekayaan Raden Putra akan dikasihkan padanya. Tetapi kalau ayam Cindelaras kalah jadi ia akan diberi hukuman pancung. Gak perlu waktu lama, ayam Cindelaras bisa dengan ringan menaklukkan ayam dari Raden Putra dalam permainan itu. Kalau kamu tertarik dengan narasi ini, kamu bisa membaca narasi komplet di halaman Wikipedia yang mengkaji narasi Ayam Cindelaras. 

Diluar itu ada pula narasi berkaitan kematian dari Anusapati yang karena saksikan laga sabung ayam. Anusapati yang waktu itu ingin menghadiri laga sabung ayam mesti melewatkan kerisnya. Karena prasyarat untuk saksikan laga sabung ayam waktu itu ialah dilarang untuk membawa senjata, jadi Anusapati mesti ikhlas tinggalkan krisnya. Meski sebenarnya awal mulanya ibu Anusapati udah mengemukakan padanya selalu untuk membawa keris itu dimanapun ia pergi. Tetapi sayangnya perihal yang sangat dikuatirkan juga berlangsung, Tohjaya membunuh Anusapati pada waktu saksikan sabung ayam. Tohjaya membunuh Anusapati atas basic balas dendam atas kematian ayahnya, Ken Arok. 

Kecuali 2 narasi itu sebetulnya ada banyak lagi cerita yang bercerita sabung ayam di Nusantara. Bukan cuma di pulau Jawab, tetapi hingga ke Sulawesi, Bali serta yang lain. Sabung ayam juga adalah permainan pujaan dari beberapa raja raja terdahulu hingga banyak membuat perubahan arah perpolitikan semasa itu.

Perjudian Di Indonesia Pada Saat Kolonial 


Pada saat ini, permainan perjudian di Indonesia pastinya bertambah beraneka dengan kehadiran pedagang pedagang dari China ataupun Eropa. Banyak pedagang ini ikut serta membawa permainan taruhan idola mereka seperti judi kartu, dadu serta domino. Pada tahun 1620 di mana waktu VOC berkuasa di tanah Nusantara, mereka mencari mencari teknik yang bisa berikan mereka keuntungan. Salah satunya teknik yang mereka melakukan yaitu dengan mengijinkan orang Tionghoa untuk buka rumah judi. Mereka diperbolehkan membukanya baik didalam atau luar kota Batavia (Jakarta). 

Kapitan Tionghoa yang menjabat pada saat itu ialah Souw Beng Kong. Tidak cuman dikasih kebebasan untuk buka rumah judi, ia harus juga mengamati tiap-tiap rumah judi yang ada waktu itu. Selain ke dua pekerjaan itu, ia juga mempunyai tempat yang berperan untuk pembuatan koin. Dan rumah timbang yang di fungsikan untuk mengukur barang barang punya orang Tionghoa. 

Biarpun di tugaskan untuk mengamati tiap-tiap rumah judi, Souw Beng Kong serta sekretarisnya nyatanya tidak di penghasilan. Tetapi mereka punya hak terima 20% dari pajak yang ditarik oleh VOC dari tiap-tiap rumah judi. Sebagian besar pemain judi pada saat itu ialah banyak kuli dan budak yang ketagihan dalam bermain judi. Permainan yang dimainkan saat itu mencakup judi dadu, judi kartu, sabung ayam, po serta capjiki yang dikenalkan orang Tionghoa. Diperhitungkan satu rumah judi membayar s/d 6000 pound sterling atau lebih kurang 114 juta rupiah pada VOC tiap-tiap bulannya. 

Populernya Judi Lotre 


Mengulas peristiwa perjudian di Indonesia akan tidak komplet terasa jika kita tidak masukkan permainan lotre. Pada zamannya judi lotre ini sangatlah disukai oleh warga Indonesia karena tawarkan hadiah yang begitu besar dengan modal minim. Bahkan juga hingga sampai sekarang terdapat banyak warga yang menyukai permainan ini, hal seperti ini dapat dibuktikan dengan ramainya web togel online. 

Lotre pertama dikenalkan di Indonesia pada tahun 1960-an. Tidak habiskan waktu lama, permainan ini langsung dapat menarik minat warga Indonesia. Dapat dibuktikan dengan adanya banyak lotre yang bereda waktu itu, sebutlah toto raga, nalo (Nasional Lotre) serta lotre buntut. 

Dilegalkannya Perjudian Di Jakarta 


Peristiwa perjudian di Indonesia lalu berlanjut pada saat pemerintahan gubernur Ali Sadikin di Jakarta. Sesungguhnya waktu itu perjudian masihlah illegal seperti saat ini, tetapi Ali Sadikin melegalkannya untuk argumen pembangunan. Dalam UU No. 11 tahun 1957 mengizinkannya pemda untuk memungut pajak izin perjudian. Tetapi izin perjudian cuma bisa dikasihkan pada pebisnis China lantaran perjudian dirasa adalah budaya yang dihadirkan dari China. Ali Sadikin yang adalah gubernur Jakarta waktu itu adalah orang pertama yang ambil langkah ini. Ia berikan izin pada Apyang serta Yo Putshong untuk buka casino. Baru sejak mulai itu warga yang bermain judi dengan sembunyi sembunyi mulai muncul kepermukaan tiada perasaan takut. 

Ketetapan ini bukannya tidak ada yang mencela. Biarpun disinggung oleh kelompok Muslim waktu itu, tetapi efek finansial yang dikasihkan atas ketetapan itu sangatlah jelas. Pada awal saat jabatan Ali Sadikin, budget pembangunan DKI cuma sebesa 66 juta. Saat ketetapan melegalkan judi itu, budget langsung melonjak naik lebih dari 1000% sampai 89 miliar rupiah dalam tempo 10 tahun. Terus kemanakah uang uang itu? Uang itu diperlukan untuk bangun sekolahan, rumah sakit, perbaikan jalan serta infrastruktur yang lain. Bahkan juga hingga sampai akhir saat jabatan Ali Sadikin, pemda Jakarta masihlah menyimpan tabungan 17 miliar rupiah. 

Biarpun berikan hasil yang positif pada pembangunan Jakarta tetapi hasil yang sama tidak di terima lotre buntut. Lantaran pada tahun 1965, Presiden Soekarno mengatakan lotre itu mesti masuk dalam category subversi lantaran dinilai menyebabkan kerusakan mental bangsa. Keberhasilan perjudian dalam bangun infrastruktur di Jakarta ingin dicoba oleh daerah daerah lainnya. Pada tahun 1960 ada Lotre Totaliastor atau yang kerap disingkat Lotto. Lotre yang di keluarkan lewat cara sah oleh pemda Surabaya itu mempunyai tujuan untuk pengambilan dana tentang penyelenggaraan PON VII di Surabaya 

Permainan Lotre Pada Saat Orde Baru 


Sejak mulai itu banyak lotre lotre yang banyak muncul serta disukai oleh warga. Hingga sampai pada tahun 1974 di mana lotre Toto KONI dihapus atau dilarang oleh pemerintah. Sejak mulai itu pemerintah mulai serius dalam mengatasi perihal pertanda ini. Mentri Sosial waktu itu pikirkan teknik supaya permainan judi berubah menjadi satu bentuk undian tiada dibumbui dengan unsur judi. Diperlukan waktu lama untuk merelasikan hal seperti ini, pasnya 7 tahun. Depsos ingin pembagian hasil lotre berubah menjadi 50 prosen untk pemerintah, 30 prosen untuk penyelenggara serta 20 prosen untuk pemenang. Tetapi Soeharto yang menyuruh waktu itu tidak bisa mewujudkan perihal itu serta mengharap untuk mendalami perihal itu lebih mendalam lagi. 

Selanjutnya pada 28 Desember 1985 Coupon Berhadiah Porkas Sepak Bola tersebar. Maksud utama dari coupon ini ialah untuk mendukung pembinaan dan peningkatan prestasi di bagian olah-raga. Coupon ini bisa direalisasikan karena UU No. 22 tahun 1954 perihal undian, dengan catatan tidak memicu keburukan sosial di warga. 

Coupon Porkas ini jauh berlainan dengan permainan togel yang lain. Menjadi contoh, coupon porkas tidak berisi tebakan angka tetapi menebak satu laga sepakbol apa menang, seri atau kalah. Terkecuali itu coupon ini cuma menyebar hingga sampai ketingkat kabupaten serta anak berumur 17 tahun kebawah dilarang mainkan atau mengedarkannya. Semestinya tampak bila coupon Porkas ini jauh berlainan dengan Toto KONI yang tidaklah terlalu bertele-tele serta bebas disebarkan. Hal seperti ini untuk meminimalkan peluang terjadikan keburukan sosial di warga, hingga dibuatlah semua ketentuan itu. 

Coupon Porkas Ditukar Berubah menjadi Coupon Sumbangan Olah-raga Berhadiah 


Baru pada tahun 1987 coupon Porkas dirubah namanya berubah menjadi KSOB atau Coupon Sumbangan Olah-raga Berhadiah. Mekanismenya juga dikit dirubah, dalam SOB Kesempatan ini terdiri dari 2 coupon secara bermain yang berlainan. Pada coupon pertama tak kan semata-mata menebak menang seri atau bila, tetapi juga score laga. Lalu untuk coupon ke dua ada tebakan bola dan tebakan huruf. Dalam tempo 1 tahun saja, Coupon Sumbangan Olah-raga Berhadiah ini bisa menyatukan dana warga sebesar 221, 2 miliar rupiah. 

Memandang hal seperti ini, Fraksi karya pembangunan dan fraksi persatuan pembangunan menentang coupon ini. Coupon ini diindikasi memicu efek tidak baik terlebih untuk warga dipedesaan serta memperburuh perekonomian daerah. Terus pada pertengahan tahun 1988, Mensos kembali memberitakan bila KSOB dan TSSB sudah menyatukan dana sebesar 962, 4 miliar rupiah. 

KSOB Ditukar Berubah menjadi Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah 


Pas pada tanggal 1 Januari 1989, SOB serta TSSB dilarang peredarannyan serta dirubah berubah menjadi SDSB atau Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah. Penggalangan dana SDSB dijalankan dengan berdasar pada keinginan baik. Sumbangan ini bisa terdiri dalam 2 coupon yang dipasarkan pada harga berlainan. Coupon A dipasarkan lima ribu rupiah serta tawarkan hadiah 1 miliar rupiah. Sedang untuk Coupon B dipasarkan seribu rupiah serta tawarkan hadiha sebesar 3, 6 juta rupiah. Serta untuk peredarannya, Coupon A didistribusikan sekitar 1 juta lembar sedang Coupon B sampai 29 lembar di mana. Bermakna keseluruhan ke dua coupon itu ada 30 juta lembar. 

Pajak yang di terima dari coupon itu senantiasa bertambah tiap-tiap tahunnya. Pada tahun pertama 2 miliar lalu 3 miliar, 4 miliar hingga sampai 8 miliar rupiah. Menilainya hal seperti ini kurang sehat untuk perekonomian rakyat, banyak muncul perbuatan anti SDSB yang dipelopori oleh mahasiswa. Memprotes itu tidak sia sia, dengan dilarangnya peredaran SDSB pada tahun 1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.